kali ini saya akan berbagi ilmu tentang menulis sebagai sebuah proses, untuk menambah wawasan tentang
ketrampilan menulis, setiap penulis perlu mengetahui keterampilan dan penulis
yang tidak trampil. Tujuanya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran
(penalaran). Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah kurang mampu
mengantisipasi masalah yang ada pada pembaca.
Ada tiga proses yang
ditawarkan oleh david nunan, yakni :
1.
Tahap prapenulis
2.
Tahap penulisan
3.
Tahap perbaikan
Keterampilan
menulis digunakan untuk mencatat, merekam, menyimak, melaporkan,
menginformasikan dan mempengaruhi pembaca. Penyusunan sebuah tulisan memuat 4 tahap, yaitu
:
1. Tahap
persiapan (pra penulis)
Adalah
ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah,
menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap
realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang
memperkaya masukan kognitif.
2. Tahap
inkubasi
Adalah
ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa,
sehingga mengantarkanya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar
yang dicarinya.
3. Tahap
iluminasi
Adalah
ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan
tibaa-tiba dan berloncatan dari pikiran kita.
4. Tahap
verifikasi atau evaluasi
Yaitu
dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi,
dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu
dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain
Proses
menulis dapat dideskripsikan sebagai proses pemecahan masalah yang kompleks,
yang mengandung tiga elemen, yaitu lingkungan tugas, memori jangka panjang
penulis, dan proses menulis. Pertama, lingkungan tugas adalah tugas penulis
yang kerjakan dalam menulis. Kedua, memori jangka panjang penulis adalah
pengetahuan tiga kegiatan, yaitu :
1. Merencanakan
( menentukan tujuan untuk mengarahkan tulisan )
2. Mewujudkan
( menulis sesuai dengan rencana yang sudah dibuat )
3. Merevisi
( mengevaluasi dan merevisi tulisan )
Berkaitan dengan
tahap-tahap proses menulis, Tompkins (1990:73) menyajikan lima tahap, yaitu :
1.
Pramenulis
2.
Pembuatan draft
3.
Merevisi
4.
Menyunting, dan
5.
Berbagi (sharing)
Tompkins juga menekankan bahwa
tahap-yahap menulis ini tidak merupakan kegiatan yang liniear. Proses menulis
bersifat nonlinier, artinya merupakan putaran berulang. Kelima tahap tersebut diuraikan berikut ini.
1)
Tahap
pra menulis
Pada tahap pramenulis, pembelajaran
menulis melakukan kegiatan sebagai berikut
1. Menulis
topik berdasarkan pengalaman sendiri.
2. Melakukan
kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis
3. Mengidentifikasi
pembaca tilisan yang akan mereka tulis
4. Mengidentifikasi
tujuan kegiatan menulis
5. Memilih
bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang telah mereka
tentukan
2)
Tahap
Pembuatan draf
Kegiatan
yang dilakukan oleh pembelajaran menulis
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat
draf kasar
Dengan berbekal apa-apa yang telah
dipersiapkan pada tahap pramenulis, pembelajaran mulai menuliskan gagasan.
2. Lebih
menekankan isi daripada tata tulis
Pada tahap penyusunan draf, penulis
lebih ditekankan pada pencurahan gagasan dan kelengkapan isi tulisan
3)
Tahap
merevisi
Yang
perlu dilakukan oleh pembelajar menulis pada tahap merevisi adalah sebagai
berikut.
1. Berbagi
tulisan dengan teman-teman (kelompok )
2. Berpartisipasi
secara kontruktif dalam diskusi tentang tulisan teman- teman sekelompok atau
sekelas.
3. Mengubah
tulisan dengan memperhatikan reaksi dan komentar baik dari pengajar maupun
teman.
4. Membuat
perubahan yang substantif pada draf pertama draf berikutnya sehingga menghasilkan
draf akhir.
4)
Tahap
menyunting
Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan oleh
pembelajar menulis adalah sebagai berikut :
1. Membetulkan
kesalahan bahasa tullisan sendiri, mulai penggunaan ejaan, pilihan kata,
penggunaan kalimat, sampai pengembangan paragraf.
2. Membetulkan
kaidah tata tulis yang meliputi kaidah penulisan paragraf, penulisan judul,
penomoran, kaidah pengutipan, dan kaidah- kaidah lain yang diatur secara
teknis.
3. Mengoreksi
dan menata kembali isi tulisan, baik dari segi sistematika, kelogisan,
ketajaman pembahasan, kelengkapan isi. Bila perlu dapat mengurangi sebagian
atau menambahkan bagian lain hingga tulisan lengkap dan mendalam.
4. Berbagi
dengan teman untuk saling memberikan koreksi.
Dalam
kegiatan penyuntingan ini, sekurang- kurangnya ada dua tahap yang harus
dilakukan. Pertama, menyunting tulisan untuk penyajian. Kedua, penyuntingan
bahasa dalam tulisan agar sesuai dengan sasaran.
Pada
umumnya, tulisan dapat dikelompokan atas empat macam bentuk, yaitu narasi,
diskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
Bentuk
tulisan narasi ditulis jika penulis ingin bercerita kepada pembaca. Narasi
biasanya ditulis berdasarkan pengamatan atau wawancara.
Bentuk
tulisan diskripsi dipilih jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, rasa,
corak dari hal yang diamatinya. Diskripsi juga dilakukan untuk melukiskan
perasaan, seperti bahagia, takut, sepi, sedih, dan sebagainya. Penggambaran itu
mengandalkan panca indra dalam proses penguraiannya.
Bentuk
tulisan ekposisi dipilih jika penulis ingin memberikan informasi, penjelasan,
keterangan atau pemahaman. Berita merupakan bentuk tulisan eksposisi karena
memberikan informasi. Tulisan dalam majalah juga merupakan eksposisi. Buku teks
merupakan bentuk eksposisi. Pada dasarnya, eksposisi berusaha menjelaskan suatu
prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan, menjelaskan,
menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, mengulas sesuatu.
Tulisan
berbentuk argumentasi bertujuan meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau
pendirian pribadi, atau membujuk pembaca agar pendapat pribadi penulis dapat
diterima. Bentuk tulisan tersebut erat kaitanya dengan eksposisi dan di tunjang
oleh diskripsi. Bentuk argumentasi dikembangkan untuk memberikan penjelasan dan
fakta-fakta yang tepat sebagai alasan untuk menunjang kalimat topik.
5)
Tahap
berbagi
Tahap terakhir dalam proses
menulis adalah berbagi ( sharing ) atau publikasi. Pada tahap berbagi ini,
pembelajar menulis dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Mempublikasikan
atau memajang tulisan dalam suatu bentuk tulisan yang sesuai, atau
2. Berbagi
tulisan yang dihasilkan dengan pembaca yang telah mereka tentukan dalam forum
diskusi atau seminar.
Dalam
tahap-tahap pembelajaran menulis dengan pendekatan atau model preoses sebagaimana
dijabarkan diatas dapat dipahami betapa banyak dan bervariasi kegiatan
pembelajar dalam proses menulis. Keterlibatanya dalam berbagai kegiatan
tersebut sudah barang tentu merupakan pelajaran yang sangat berharga guna
mengembangkan ketrampilan menulis. Kesulitan- kesulitan yang dialami oleh
pembelajar pada setiap tahap, upaya- upaya mengatasi kesulitan tersebut, dan
hasil terbaik yang dicapai oleh para pembelajar membuat mereka lebih tekun dan
tidak mudah menyerah dalam mencapai hasil yang terbaik dalam mengembangkan
ketrampilan menulis.
0 komentar:
Post a Comment